Laman

Rabu, 14 Desember 2011

Ekspektasi Masyarakat Terhadap Bisnis dan Akuntansi

LINGKUNGAN ETIKA DAN AKUNTANSI
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Terjadinya krisis keuangan yang disebabkan skandalkeuangan oleh berbagai perusahaan besar di dunia menyebabkan perubahan padapersepsi mayarakat terhadap nilai serta perilaku etika perusahaan. Pembentukankomite audit dan komite etika yang berisikan oleh individu di luar perusahaan, pembentukannilai code of conduct perusahaanserta peningkatan nilai pelaporan perusahaan untuk meningkatkan integritasadalah berbagai upaya yang dilakukan perusahaan untuk menumbuhkan kembalikepercayaan publik tersebut.
Pada lingkup yanglebih kecil, skandal keuangan mengakibatkan adanya jurang kepercayaan (expectation gap) antara persepsimasyarakat mengenai laporan keuangan oleh akuntan serta laporan audit olehauditor dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan keuangan perusahaan . Terjadinyajurang kepercayaan tersebut pada akhirnya akan berujung pada aturan yang lebihketat, hukuman yang lebih besar serta penyelidikan tentang integritas,independensi dan peranan profesi akuntan dan auditor.
1.2 Tujuan dan Manfaat Makalah
Tujuan dan manfaat dari makalah iniadalah
a. Mengetahui apa yang dilakukan lingkungan bisnisuntuk memenuhi ekpektasi publik tersebut
b. Mengetahui apa yang dilakukan profesi Akuntandan Auditor untuk memenuhi ekspektasi publik tersebut
Perubahan ekpektasi publik terhadap bisnis pada gilirannyamelahirkan sebuah mandat baru bagi dunia usaha. Milton Friedman (1970) memberikanpandangan bahwa bisnis hadir untuk melayani masyarakat umum, bukan sebaliknya.Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa perusahaan didalam sistem pasar bebas,melalui eksekutif perusahaan, bertanggung jawab kepada pemegang saham dalambentuk menghasilkan laba tetapi harus menyelaraskan hal tersebut dengan aturandasar yang ada dalam masyarakat. Kedua hal tersebut kemudian diwujudkan dalambentuk aturan hukum dan aturan etika. Hal tersebut menjadikan ukuran kinerjaperusahaan tidak hanya terlihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkanlaba tetapi juga bagaimana perusahaan dapat selaras dengan aturan hukum danetika yang diharapkan oleh publik.
Perubahan ekpektasi publik terhadap bisnis juga akanmempengaruhi ekpektasi publik terhadap peran akuntan. Trade Off antara akuntan sebagai bagian dari perusahaan dan sebagaipenjaga kepentingan publik bisa dikatakan sulit. Pada satu sisi, akuntansebagai bagian dari perusahaan diharapkan mampu dalam memenuhi tanggungjawabnya sebagai karyawan dalam sebuah perusahaan, sisi lainnya adalah publikmengharapkan agar akuntan juga tetap profesional dan memegang teguh nilai-nilaiobjektifitas, Integritas dan kerahasiaan untuk melindungi kepentingan publik.
2. Pembahasan
Hubungan salingketergantungan antara perusahaan dan masyarakat mulai menjadi pokok perhatianpada dekade 80’ an. Perusahaan kemudianmenanggapi harapan masyarakat, baik sebagai shareholdermaupun sebagai stakeholder denganmenghadirkan;
a. Menghadirkan konsep tata kelola perusahaan yangbaik (good corporate governance) melalui pembentukan sistem pengendalianinternal untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan dalam menghasilkan labadan melindungi hak-hak pemegang saham
b. Membuat serangakaian code of conduct sebagaipedoman bagi internal perusahaan dalam hubungannya dengan para stakeholder seperti karyawan, pemerintahdan masyarakat umum.

3. Belajar dari Kasus Enron dan WorldCom
A. Kasus Enron
Sudut Pandang Perusahaan
Parapemegang saham enron kehilangan investasi sebesar $ 74 miliar ($ 450 miliar-$45miliar diakibatkan oleh kecurangan) selama 4 tahun sebelum akhirnya Enrondinyatakan bangkrut. Para pemegang saham akhirnya hanya mendapatkan sebesar $11.2 miliar melalui kompensasi kerugian. Dalam hal ini dan Enron lalai dalammelindungi kepentingan pemegang saham, antara lain melalui pelanggran etikaantara lainnya:
a. Dewan Direksi Enron tidak memiliki nilaiketerbukaan kepada para pemegang sahamnya. CEO Enron sebelum Kenneth Lay,Jeffrey Skilling memberikan perintah bagi para eksekutif perusahaan untuk terusmencari cara-cara untuk menutupi posisi utang perusahaan guna mengelabuiekspektasi pemegang saham dan wall street.
b.Manajemen mengorbankan kejujuran demi nama baikdan reputasi mereka sebagai eksekutif perusahaan paling terhormat dan palingsukses di Amerika serta kompensasi finansial mereka. Ketika mereka mulaimengetahui bahwa beberapa dari lini bisnis mereka dan nilai saham mereka mulaimengalami penurunan, mereka tidak jujur menyampaikannya kepada pemegang sahamserta karyawan yang juga sebagai pemegang saham. Pada persidangan pada tahun2006, hakim memutuskan bahwa CEO Enron kala itu, Kenneth Lay bersalah dengan menyatakanbahwa “perusahaan sedang dalam puncaknya” kepada publik dan pemegang sahamketika akhirnya lay mulai menyadari bahwa krisis keuangan Enron sudah tidakbisa dikendalikan lagi.



Untuk dapatmelindungi kepentingan stakeholder,dewan direksi Enron membuat serangkaian nilai-nilai etika yang termaktub dalam “Enron’s Code of Ethics” sebagaipanduan bagi segenap direksi, manajer dan karyawan baik pada induk perusahaanEnron, Anak perusahaan maupun afiliasinya, dalam melindungi kepentingan stakeholderseperti karyawan perusahaan, regulator danpemerintah, masyarakat sebagaikonsumen serta alam dan lingkungan. Tetapi, tujuan dari “Enron’s Code of Ethics” itu tidak tercapai karena adanya berbagaipelanggaran etika, antara lain;
a. Enron gagal dalam melindungi kepentingankaryawan
Salah satu nilaietika dalam “Enron’s Code of Ethics” adalahintegritas (integrit)y, dalam halini, Enron berjanji untuk mengatakan hal yang sebenar-benarnya kepada yangmembutuhkan. Dana pensiun karyawan enron diinvestasikan dalam bentuk saham, dansaham yang digunakan adalah saham enron. Ketika akhirnya manajemen enron mulaimenyadari bahwa nilai saham mereka semakin merosot, pihak manajemen mengatakanhal yang sebaliknya dan melarang penjualan saham oleh dana pensiun. Akibatnyaadalah, dana pensiun karyawan kemudian mengalami kerugian yang besar danakhirnya nasib dana pensiun karyawan kedepan mengalami ketidak pastian. Danapensiun sebesar $ 2 miliar akhirnya hilang dan hanya tergantikan sebesar $ 85juta dari kompensasi kerugian.
b. Enron gagal melindungi kepentingan masyarakat
Salah satu nilaietika dalam “Enron’s Code of Ethics”adalah exellence, dalam hal ini,Enron berjanji untuk meningkatkat pelayanan melalui mutu kinerja kepada stakeholder sebagai cara untukmeningkatkan reputasi mereka. Tujuan dari nilai etika ini tidak tercapai karenaadanya kecurangan yang dilakukan para pelaku pemasaran Enron. Pada juni 2001,terjadi 38 pemadaman listrik bergilir di California yang sebagian besardiakibatkan oleh para pemasar enron guna menaikkan daya tawar mereka dalammeningkatkan harga pelayanan listrik, bahkan sampai 20x lipat.
Sudut Pandang Akuntan/Auditor
Berdasarkankode etik IAI independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntanuntuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya. Setiapakuntan harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan dan pengaruhyang tidak layak.
Dalamkasus Enron, Andersen melanggar independensinya sebagai auditor Independendengan bekerja sama dengan klien untuk melakukan kecurangan dan tidakmengungkapkan kenyataan sebenarnya.
Integritasmerupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat dan tantangannilai tertinggi bagi akuntan dalam menguji semua keputusannya, yangmengharuskannya jujur dan terus terang dalam batasan objek pemeriksaan.
Objektivitasmerupakan suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi pelayanan ataujasa akuntan. Ini merupakan ciri yang membedakan profesi akuntan dengan profesilainnya. Prinsip ini menetapkan suatu kewajiban bagi akuntan untuk tidakmemihak, jujur secara intelektual dan bebas dari konflik kepentingan.
Andersen dalam kasus Enron sudah sangat jelas tidak mempertahankanintegritas dan objektivitas, karena tidak ingin melepaskan Enron sebagai klienterbesarnya dan mendapatkan fee yang besar dan membiarkan salah saji materialyang diketahuinya menjadi semakin berkembang dan tidak diungkapkan.




B. Kasus WorldCom
SudutPandang Perusahaan
WorldCom gagaldalam melindungi kepentingan para pemegang sahamnya ketika CEO WorldCom, BernieEbbers, melakukan pelanggaran etika bisnis, dengan cara menekan CFO ScottSulivan untuk mencatatkan jumlah yang bukan sebenarnya dalam neraca gunamengelabui investor dan wallstreet serta memudahkan merekan dalam menerimapendanaan dari kreditor. Hal itu terlihat Ketika akhirnya skandal itu mulaitercium, harga saham WorldCom anjlok sebesar 94 % pada januari 2002 dari harga$ 62 pada tahun 1999 serta macetnya pembayaran utang WorldCom kepadakreditornya.
Manajemen WorldCom,akibat pelanggaran dalam hal etika diatas, menyebabkan WorldCom gagal dalammelindungi kepentingan stakeholder
a. WorldCom gagal dalam melindungi kepentingan karyawandan masyarakat dalam hal kesejahteraannya. Dana pensiun Worldcom serta banyakdana pensiun masyarakat diinvestasikan dalam bentuk saham WorldCom. ketikaakhirnya WorldCom dinyatakan bangkrut, maka Dana Pensiun karyawan yangditanamkan dalam saham perusahaan kemudian mengalami penurunan nilai yangsignifikan
b. WorldCom gagal dalam hal kepatuhannya terhadaphukum. Manajemen WorldCom dianggap tidak mempunyai nilai kejujuran dimatapenegak hukum. WorldCom membohongipenegak hukum dengan menghancurkan dokumen-dokumen pendukung skandal tersebutserta memberi keterangan palsu di pengadilan. Tidak adanya nilai kejujurandiatas menjadi pelengkap pelanggaran etika yang dilakukan oleh manajemenWorldCom.



SudutPandang Akuntan/Auditor
Setiappraktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan, atau aktivitasyang dapat mengurangi integritas, objektivitas,dan reputasi profesi yang dapatmengakibatkan pertentangan dngan jasa professional yang diberikannya. Pelanggarandalam hal nilai-bilai tersebut dianggap mencederai nilai-nilai etika profesiakuntan. Dalam kasus WorldCom, terjadi bentuk pelanggaran integritas,objektivitas, serta reputasi profesi . Dalam hal ini, CFO WorlCom, ScottSullivan mendapatkan tekanan dari CEO WorldCom, Bernard Ebbers, untuk mencatatkanbeban yang semakin tidak terkendali kedalam pos investasi guna meningkatkannilai neraca perusahaan. Nilai aset dalam neraca juga digelembungkan dengancara meningkatkan pos penerimaan dari"corporate unallocated revenue accounts". Hal ini berakibat padamasyarakat, investor dan kreditor dalam hal pengambilan keputusan.














| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar